Diet Intermittent Fasting (IF) semakin populer karena terbukti membantu menurunkan berat badan, meningkatkan metabolisme, dan memberikan berbagai manfaat kesehatan. Namun, tidak semua metode IF cocok untuk semua orang. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai jenis metode IF agar Anda bisa memilih yang paling sesuai dengan gaya hidup dan kebutuhan Anda.
Berikut beberapa metode diet IF yang bisa Anda coba!
1. Metode 16:8 (Paling Populer dan Mudah Dijalankan)
Metode 16:8 adalah salah satu metode IF yang paling umum digunakan, terutama bagi pemula. Pola ini membagi waktu menjadi 16 jam puasa dan 8 jam jendela makan.
Contoh jadwal:
🕛 12:00 - 20:00 → Waktu makan
⏳ 20:00 - 12:00 → Waktu puasa (boleh minum air, teh, atau kopi tanpa gula)
✅ Cocok untuk pemula
✅ Fleksibel dan mudah diterapkan
✅ Efektif untuk menurunkan berat badan jika dikombinasikan dengan pola makan sehat
2. Metode 18:6 (Level Lanjutan dari 16:8)
Metode ini mirip dengan 16:8, tetapi dengan puasa 18 jam dan waktu makan hanya 6 jam.
Contoh jadwal:
🕑 14:00 - 20:00 → Waktu makan
⏳ 20:00 - 14:00 → Waktu puasa
✅ Lebih efektif untuk membakar lemak
✅ Cocok untuk yang sudah terbiasa dengan 16:8
✅ Membantu meningkatkan kadar hormon pertumbuhan
Namun, metode ini bisa terasa sulit bagi pemula karena waktu makannya lebih singkat.
3. Metode OMAD (One Meal a Day) – Makan Sekali Sehari
Metode OMAD berarti hanya makan 1 kali dalam sehari, biasanya dalam rentang 1 jam, dan berpuasa selama 23 jam.
Contoh jadwal:
🍽 Makan pukul 18:00 - 19:00, lalu berpuasa sampai keesokan harinya
✅ Efektif untuk menurunkan berat badan dengan cepat
✅ Membantu tubuh masuk ke kondisi ketosis (membakar lemak untuk energi)
✅ Menghemat waktu karena hanya makan sekali sehari
Namun, metode ini cukup ekstrem dan tidak disarankan untuk pemula.
4. Metode 5:2 (Pola Puasa Dua Hari dalam Seminggu)
Metode 5:2 memungkinkan Anda makan seperti biasa selama 5 hari dalam seminggu, tetapi pada 2 hari lainnya, Anda harus membatasi asupan kalori hingga sekitar 500-600 kalori per hari.
Contoh jadwal:
🍽 Senin - Jumat → Makan normal
🥗 Sabtu & Rabu → Makan sangat sedikit (500-600 kalori)
✅ Cocok untuk yang tidak ingin berpuasa setiap hari
✅ Mudah diterapkan karena tetap bisa makan normal sebagian besar waktu
✅ Membantu meningkatkan metabolisme
Namun, metode ini membutuhkan disiplin tinggi saat menjalani 2 hari puasa kalori rendah.
5. Metode 24 Jam (Eat-Stop-Eat)
Metode ini melibatkan puasa selama 24 jam, satu atau dua kali dalam seminggu. Misalnya, jika Anda makan malam hari ini, Anda tidak akan makan lagi hingga waktu makan malam keesokan harinya.
Contoh jadwal:
🥗 Makan terakhir pukul 19:00 hari Senin, lalu makan kembali pukul 19:00 hari Selasa
✅ Membantu detoksifikasi tubuh
✅ Meningkatkan produksi hormon pertumbuhan
✅ Cocok untuk yang ingin mencoba tantangan lebih besar
Namun, puasa 24 jam bisa terasa sulit bagi pemula, jadi sebaiknya dicoba secara bertahap.
Bagaimana Cara Memilih Metode IF yang Tepat?
Agar diet IF berhasil, pilihlah metode yang sesuai dengan gaya hidup dan kemampuan tubuh Anda.
✅ Pemula: Mulai dari 16:8, karena paling mudah diterapkan
✅ Ingin hasil lebih cepat: Bisa mencoba 18:6 atau OMAD
✅ Tidak ingin puasa setiap hari: 5:2 bisa jadi pilihan terbaik
✅ Ingin tantangan ekstrem: Eat-Stop-Eat atau OMAD bisa dicoba
Yang terpenting adalah mendengarkan tubuh Anda dan konsisten dalam menjalankannya.
