Disalin dan ditulis ulang secara orisinal, penuh kasih dan bebas pelanggaran hak cipta.
Kalau bicara soal kisah sengsara Yesus, Injil Yohanes punya pendekatan yang cukup berbeda dari injil-injil sinoptik lainnya. Di sini, penderitaan Yesus bukan sekadar soal rasa sakit fisik atau pengkhianatan dari teman sendiri—tapi lebih tentang kasih yang penuh kuasa. Yohanes memperlihatkan bagaimana Yesus tetap memegang kendali penuh bahkan di tengah derita yang begitu dalam.
Penangkapan yang Penuh Kuasa dan Kasih
Dalam Injil Yohanes, kisah sengsara dimulai sejak penangkapan Yesus di taman Getsemani. Tapi bedanya, Yesus justru maju duluan dan bertanya, “Siapakah yang kamu cari?” (Yohanes 18:4). Ia tidak lari, tidak sembunyi, tapi malah menunjukkan keberanian luar biasa—seolah ingin menegaskan: Dia rela menjalani semuanya.
Saat Yesus menyebut dirinya “Akulah Dia”, para prajurit dan petugas malah mundur dan jatuh ke tanah (Yoh 18:6). Bahkan dalam momen genting itu, Yesus tetap melindungi para muridnya. Kasih yang luar biasa, bahkan di tengah ancaman penangkapan.
Yesus dan Pilatus: Percakapan yang Menyentuh Hati
Dalam pengadilan, percakapan antara Yesus dan Pontius Pilatus menjadi bagian yang sangat menarik. Yohanes menyoroti sisi intelektual dan spiritual Yesus, yang menjawab tenang dan penuh makna. “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini…” (Yoh 18:36). Kalimat ini menunjukkan kalau misi-Nya jauh lebih besar dari sekadar politik atau kekuasaan dunia.
Di Atas Salib: Puncak Cinta dan Penggenapan
Yesus tidak hanya menanggung penderitaan, tapi Ia juga menyelesaikan tugasnya dengan penuh kesadaran. Ketika Ia berkata, “Sudah selesai,” (Yoh 19:30), itu bukan ungkapan kekalahan, melainkan deklarasi kemenangan. Semuanya sudah dipenuhi: nubuat, kasih, dan penebusan.
Sebuah Pesan untuk Kita Hari Ini
Kisah sengsara Yesus menurut Injil Yohanes tidak hanya mengisahkan penderitaan, tapi juga kekuatan kasih, keberanian, dan ketaatan yang sempurna. Ini bukan hanya cerita masa lalu—tapi juga undangan untuk kita hari ini: hidup dengan kasih yang radikal dan pengorbanan yang tulus.
