Insiden singkat namun viral terjadi saat Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menyambut kedatangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (24/10/2023). Salah satu anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Mayor Teddy, menjadi sorotan setelah ia menegur rekannya yang memayungi Prabowo saat proses penyambutan. Kejadian ini menuai beragam tanggapan dari publik, mulai dari apresiasi hingga pertanyaan tentang protokol keamanan.
Latar Belakang Kunjungan Erdogan ke Indonesia
Kedatangan Presiden Erdogan ke Indonesia merupakan bagian dari kunjungan resmi selama dua hari untuk memperkuat kerja sama bilateral antara kedua negara. Topik utama yang dibahas mencakup peningkatan kerja sama di bidang pertahanan, ekonomi, dan penanganan krisis global. Prabowo, sebagai Menteri Pertahanan, ditugaskan pemerintah untuk memimpin delegasi penyambutan.
Insiden Payung yang Menjadi Sorotan
Saat Prabowo dan Erdogan berjalan menuju kendaraan resmi, hujan rintik-rintik mulai turun. Seorang anggota Paspampres langsung membuka payung untuk melindungi Prabowo. Namun, Mayor Teddy, yang bertugas mengawasi protokol keamanan, segera menegur anggota tersebut dengan isyarat tangan tegas agar payung ditutup.
Adegan ini terekam kamera dan menyebar cepat di media sosial. Mayor Teddy, yang dikenal disiplin, tampak memastikan bahwa prosedur keamanan tetap diutamakan. Menurut sumber internal Paspampres, penggunaan payung dalam situasi tertentu harus mendapat persetujuan tim protokol, terutama jika berpotensi mengganggu visibilitas atau mobilitas tamu negara.
Penjelasan Paspampres: "Ini Bagian dari Standar Prosedur"
Kepala Pusat Penerangan Paspampres, Letkol Sus Ardiansyah, menjelaskan bahwa insiden tersebut merupakan bagian dari standar operasional prosedur (SOP) keamanan. “Setiap tindakan di lapangan, termasuk penggunaan payung, harus sesuai dengan arahan ketua tim. Mayor Teddy bertugas memastikan semua langkah mengikuti protokol yang telah ditetapkan,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Ia menambahkan bahwa teguran tersebut tidak bermaksud merendahkan, tetapi menjaga konsistensi dan keamanan selama proses penyambutan. “Paspampres dilatih untuk bekerja secara profesional, termasuk dalam mengambil keputusan cepat di lapangan,” tegasnya.
Respons Publik dan Viral di Media Sosial
Video insiden ini ramai dibahas warganet. Sebagian memuji sikap disiplin Mayor Teddy, sementara lainnya mempertanyakan apakah teguran tersebut perlu dilakukan di depan umum. “Salut sama Mayor Teddy, tegas dan profesional. Keamanan tamu negara harus jadi prioritas,” tulis akun @NasionalUpdate di Twitter.
Di sisi lain, beberapa netizen menyayangkan sikap tersebut. “Padahal hanya mau melindungi Pak Prabowo dari hujan, kenapa ditegur keras?” komentar akun @RakyatBiasa_.
Pakar Protokol: “Teguran Itu Wajar dalam Situasi Tertentu”
Dr. Hadi Nugroho, pakar protokol dan hubungan internasional dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa insiden semacam ini kerap terjadi dalam acara kenegaraan. “Protokol keamanan memiliki aturan ketat, termasuk soal penggunaan payung. Jika payung dibuka tanpa koordinasi, bisa mengganggu formasi pengawal atau bahkan membahayakan tamu,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa anggota Paspampres harus selalu sigap dan patuh pada komando. “Teguran cepat seperti itu justru menunjukkan kedisiplinan tim,” tambahnya.
Prabowo dan Erdogan Lanjutkan Agenda Bilateral
Meski sempat diwarnai insiden kecil, kunjungan Erdogan berjalan lancar. Kedua pemimpin kemudian melanjutkan pertemuan tertutup di Istana Negara untuk membahas kerja sama pertahanan, termasuk potensi pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan pertukaran teknologi militer.
Indonesia dan Turki juga sepakat meningkatkan kerja sama ekonomi, dengan target nilai perdagangan bilateral mencapai $10 miliar dalam lima tahun ke depan. Kedua negara akan fokus pada sektor industri halal, pariwisata, dan energi terbarukan.
Profil Mayor Teddy: Sosok Disiplin di Balik Seragam
Mayor Teddy, yang menjadi sorotan, merupakan perwira menengah Paspampres dengan pengalaman lebih dari 15 tahun dalam pengamanan VVIP. Rekan-rekan mengenalnya sebagai sosok yang tegas namun humanis. “Dia sangat detail dalam prosedur, tapi juga selalu memastikan tim tetap solid,” ujar seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.
Penutup: Disiplin Protokol vs. Humanitas
Insiden ini mengingatkan publik akan kompleksitas tugas Paspampres, yang harus menyeimbangkan antara disiplin protokol dan sikap humanis. Meski terlihat keras, langkah Mayor Teddy mencerminkan profesionalisme dalam menjaga keamanan tamu negara.
Kejadian ini juga menjadi pembelajaran bagi masyarakat tentang pentingnya memahami dinamika kerja aparat keamanan. Dengan hubungan Indonesia-Turki yang semakin erat, kedisiplinan kecil seperti ini justru memperkuat citra Indonesia sebagai tuan rumah yang profesional di mata dunia.
